Recents in Beach

Penyebab dan Cara Mengatasi Temper Tantrum Pada Anak

Cara Tepat Mengatasi Anak Temper Tantrum

Kehadiran seorang anak tentu saja sangat didambakan oleh orangtua.Tak jarang, bagi sebagian orang, orangtua akan melakukan upaya apapun untuk mendapatkan keturunan. Tak heran, setelah mendapatkan keturunan, orangtua cenderung memanjakan anak bahkan sampai tahap yang tidak wajar. Padahal, risiko yang kurang menyenangkan dapat terjadi pada anak dan orangtua.

Allah SWT telah mengingatkan kita, bahwa anak juga dapat menjadi sumber ujian bagi orangtua. Allah SWT berfirman, “sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar” (QS. At-Taghabun, 15). Peringatan Allah SWT sangatlah jelas, agar kita memperlakukan anak dengan wajar. Lalu, apakah risiko yang akan kita tuai, bila anak tidak diperlakukan semestinya?

Apakah si kecil Anda saat ini mudah sekali marah? Mengatasi anak yang kerap marah-marah, mengamuk, dan suka banting-banting barang bukanlah perkara yang mudah. Inilah yang disebuat Salah satu resiko yang dapat terjadi pada anak yaitu kecenderungan anak untuk menampilkan temper tantrum. Kondisi itu sering disebut tantrum pada anak. Temper tantrum adalah kumpulan perilaku marah anak yang ditampilkan karena keinginannya tidak terpenuhi, seperti menangis dengan keras, berguling-guling di tanah bahkan sampai menjatuhkan barang-barang. Biasanya perilaku tersebut akan dipertahankan oleh anak, sampai keinginannya terpenuhi.

Cara Tepat Mengatasi Anak Saat Tantrum

Kondisi ini merupakan hal yang umum terjadi, terutama pada anak yang berusia antara 1 hingga 4 tahun. Kendati menyeramkan, tantrum pada anak merupakan salah satu cara belajar anak untuk berkomunikasi secara efektif dengan Anda dan lingkungannya. Tenang, itu hanyalah kemarahan sesaat. Perkembangan emosionalnya sedang memasuki babak baru dalam kehidupannya. Bimbinglah mereka dan berikanlah kasih sayang Anda secara tulus.

Hampir semua ibu mengalami kegalauan dan merasa bingung menghadapi anak-anak mereka yang tantrum. Terlebih bila tantrum itu terjadi ketika sedang berada di luar rumah atau tempat-tempat umum atau di saat ibu sedang disibukkan oleh sesuatu, maka tekanan yang dirasakan oleh ibu pasti akan semakin besar.

Meskipun tantrum pada anak adalah hal yang umum, namun Anda harus bisa mencoba untuk menghentikan amukannya. Anda tentu akan risih jika buah hati Anda mengamuk saat di tengah keramaian, misalnya di pusat perbelanjaan.

Secara teori, tantrum biasanya terjadi pada anak usia 1-4 tahun dan hanya berlangsung sekitar 2 menit. Karena ketika kemampuan verbal dan kontrol fisik seorang anak sudah semakin membaik, sifat atau perilaku tantrum ini akan mereda dengan sendirinya. Namun, tentu saja, menangani tantrum tak bisa sembarangan. Harus ada pembinaan dari orangtua kepada anak tentang bagaimana mereka harus belajar mengontrol diri dan mengatasi gejolak emosi mereka. Jika hanya melakukan pembiaran dengan menganggap “ah, namanya juga anak-anak, nanti juga bakalan hilang sendiri” dan bahkan menuruti setiap tuntutan anak, maka imbas ke depannya adalah anak akan tumbuh menjadi anak yang bossy dan egois.

Penyebab Terjadinya Temper Tantrum Pada Anak


Penyebab terjadinya temper tantrum diantaranya adalah terhalangnya keinginan anak anda dalam mendapatkan sesuatu, ketika tidak berhasil dalam memenuhi keinginannya maka kemungkinan anak anda melakukan beberapa ekspresi-ekspresi kemarahan, selain itu temper tantrum dapat disebabkan oleh ketidakmampuan dalam mengungkapkan keinginan diri anak anda sehingga anak anda menuntut anda untuk memahaminya, sedangkan selanjutnya adalah perasaan tertekan yang dialami oleh anak anda sehingga melepaskan stress yang dialaminya. Salah satu contohnya adalah ketika anak anda diajak dalam suatu perjalanan yang jauh dan melelahkan, tiba tiba menginginkan sesuatu yang tidak dimengerti oleh anda.

Terakhir penyebab temper tantrum adalah pola asuh orang tua yang yang menyebabkan tantrum yaitu anak anda terlalu dimanjakan dan mendapatkan penolakan atas keinginannya. Salah satu yang harus diperhatikan adalah pola asuh orang tua. Pola asuh dapat diartikan perlakuan orang tua yang sangat mendasar. Hal yang harus diperhatikan adalah perilaku yang patut dicontoh yang ditimbulkan oleh orang tua pada anak, sehingga anak anda akan mengikuti kebiasaan anda. Selanjutnya kesadaran diri, berhubungan dengan mendorong perilaku anak dalam kesehariannya pada nilai-nilai moral. Terakhir yang tidak kalah penting adalah komunikasi antara anda dan anak. Orang tua akan menerapkan pola komunikasi yang baik dalam membentuk hubungan bersama anaknya untuk menghindari ekspresi seperti temper tantrum pada anak.

Untuk mengatasi perilaku tantrum pada anak, ada beberapa hal yang perlu dilakukan, agar baik orangtua dan anak, sama-sama belajar terhadap situasi yang sedang dialami oleh si anak.

#1 Biarkan Anak Dengan Perilaku Tantrumnya.
Orangtua sebaiknya menanggapi wajar perilaku anak tersebut. Diamkan saja, sambil pantau kondisi sekitar, pastikan anak aman dari bahaya.

#2 Jangan Marah Apalagi Memukuli Anak.
Karena marah tidak akan menghentikan tantrum anak, bahkan anak cenderung meningkatkan perilaku tersebut. Kunci menghadapi anak yang tantrum adalah sabar. Sabar merupakan salah satu bentuk komunikasi orangtua dengan anak, bentuk komunikasi ini akan lebih efektif dibanding marah maupun memberikan hukuman fisik. Anak belajar sabar melalui perilaku sabar yang ditampilkan orangtua.

#3 Jangan Langsung Memenuhi Keinginan Anak Saat Sedang Tantrum.
Ingat, anda sedang “berperang” dengan anak, memenuhi kebutuhan anak saat itu tidak akan menyelesaikan masalah, malah akan menimbulkan masalah baru. Beri penjelasan sederhana, misalnya dengan mengatakan bahwa mainan jenis tersebut sudah dimiliki atau sebaiknya main dengan mainan yang sudah ada. Penjelasan tanpa emosi lebih dapat dipahami dan diterima oleh anak.

#4 Komunikasi Antar Orangtua Penting.
Sebelum menangani anak dengan tantrum, orangtua harus paham terlebih dahulu mengenai konsep tantrum dan bagaimana harus bertindak. Kesepakatan orangtua penting, agar anak melihat orangtuanya secara seimbang. Jangan sampai anak memposisikan ayah sebagai “pahlawan” karena keinginannya dibela dan ibu sebagai “musuh” karena keinginannya ditentang, atau sebaliknya.

#5 Beri Pengertian Orang Sekitar, Terutama Kakek dan Nenek.
Salah satu hal yang menggagalkan upaya kita mengatasi anak tantrum adalah tentangan dari kakek nenek, biasanya mereka akan langsung memenuhi kebutuhan anak bahkan cenderung memanjakan anak. Hal ini tentu saja tidak baik bila terus dilakukan. Beri penjelasan kepada orang tua, alasan mengapa kita membiarkan anak tantrum. Bila perlu, diskusikan mengenai hasil penelitian dengan bahasa yang mudah dimengerti.

#6 Perhatikan Gejala Awal Anak Tantrum.
Biasanya, sebelum anak benar-benar “meledak”, mereka akan menunjukkan tanda-tanda merasa “kesulitan” atau frustrasi. Misalnya seperti mereka tampak tidak sabar menyelesaikan sesuatu, membuang apa yang ada di tangannya, menarik napas dalam-dalam, ber-“ah-eh” (atau mimbik-mimbik – bahasa Jawa), atau perubahan mimik wajahnya. Bila tanda-tanda semacam ini sudah mulai terlihat, segera berikan pertolongan pertama : alihkan perhatiannya.

#7 Alihkan Perhatiannya.
Perlihatkan sesuatu yang dapat menarik perhatiannya, atau ajak anak melakukan hal seru yang ia sukai, atau tawarkan untuk membacakan cerita. Sangat penting bagi kita untuk tahu apa saja yang bisa mengalihkan perhatian anak. Dan sekali lagi, ini adalah pengetahuan dasar yang harus diketahui oleh setiap orangtua.

#8 Pindahkan ke Lokasi Yang Lebih Aman.
Anak-anak cenderung suka melempar apa yang ada di sekeliling mereka atau berguling-guling di lantai saat mereka tantrum. Maka pindahkan ke tempat dimana ia bebas berguling-guling atau menangis yang tidak ada barang-barang di sekitarnya yang bisa mereka rusak. Atau jika sedang berada di luar rumah, pelukan ibu adalah tempat teraman bagi seorang anak yang tantrum. Biarkan anak menangis dan peluk mereka. Orang di sekitar Anda mungkin terganggu, tapi abaikan perasaan malu dan tidak enak itu. Itu wajar, dan setiap anak wajar mengalami tantrum. Yang tidak wajar adalah menuruti semua keinginan anak.

#9 Jangan Tertawakan Anak yang Sedang Tantrum.
Anak yang sedang tantrum tidak boleh ditertawakan, dan jangan sampai membuat mereka beranggapan bahwa marah itu lucu karena semua orang tertawa. Ketika Alifa mulai merajuk dan marah, tante dan omnya sering menertawai tingkahnya. Memang lucu melihat bibirnya mengerucut dan mata sipitnya bersinar-sinar marah. Tapi, pada akhirnya itu semua justru semakin membuat tantrumnya menjadi. Semakin keras ia ditertawakan, semakin hebat pula tantrumnya. Karena ia tahu, ia “lucu” saat marah, dan ia ingin menarik perhatian dari tante dan omnya.

#10 Berikan Pelukan dan Ajak Anak Bicara Setelah Tantrumnya Reda.
Kita wajib menentramkan hati anak dan memberikan mereka pengertian tentang sikap-sikap yang baik dan mengajari mereka cara mengungkapkan keinginan mereka dengan baik. Jika kita hanya membiarkan saja, tanpa memberikan mereka pengertian bahwa apa yang mereka lakukan itu salah, maka semua cara di atas akan sia-sia. Anak-anak tidak akan belajar dari sana dan akan menganggap bahwa tangisan dan kemarahan mereka adalah hal yang biasa. Namun, ajaklah mereka untuk mengatasi dan mengolah emosi mereka menjadi lebih baik.

Demikian informasi yang dapat diberikan seputar mengatasi Temper Tantrum pada anak. semoga bermanfaat.

Post a Comment

0 Comments